Keputusan pembelian mobil Toyota
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Mobil
merupakan suatu hal penting yang dianggap mampu membantu mempermudah
hidup manusia. Sejak ditemukannya alat transportasi tersebut, gerak
hidup manusia berubah menjadi lebih mudah dan dinamis. Semakin
berkembangnya zaman semakin banyak pula pilihan mobil yang ditawarkan
oleh produsen. Dengan banyaknya keluaran mobil terbaru ditambah dengan
semakin gencarnya iklan tentang mobil-mobil terbaru, membuat sebagian
konsumen tertarik dan terdorong untuk dapat menukar (menjual) mobilnya
dan menggantinya dengan mobil keluaran terbaru, sehingga hal ini
menciptakan mobil bekas yang masih layak pakai untuk kembali
diperjualbelikan kepada konsumen lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
Selain
dari banyaknya keluaran mobil terbaru, ada beberapa hal yang mendorong
bisnis penjualan mobil bekas di Indonesia terus meningkat, yaitu harga
mobil baru yang semakin tinggi. Selain itu salah satu faktor yang
menentukan harga jual kendaraan baru adalah nilai tukar rupiah terhadap
US Dollar atau Yen Jepang. Jika nilai tukar rupiah melemah, maka
produsen mobil di Indonesia terpaksa menaikkan harga jual kendaraannya.
Hal ini membuat harga mobil baru terus meningkat. Sehingga calon pembeli
yang kemampuan daya belinya tidak terlalu kuat, dapat membeli mobil
bekas merupakan salah satu pilihannya. Alasan lainnya, konsumen tidak
ingin menunggu mobil baru yang terlalu lama. Pada beberapa tipe mobil
yang laris di pasaran, masa tunggu kendaraan keluar dari showroom kadang terlalu lama. Sehingga banyak calon pembeli yang tidak sabar menunggu masa indent tersebut,
akhirnya lebih memilih mencari alternatif lain dengan membeli mobil
bekas yang bisa langsung dipakai. Hal ini berlaku ketika kapasitas
produksi atau kuota impor suatu model tidak lagi sesuai dengan banyaknya
permintaan pasar. Contohnya pada Mobil Toyota Avanza, Daihatsu Xenia,
Nissan Grand Livina, Honda Jazz, dan lain-lain.
Meski
tidak ada data yang pasti jumlah mobil bekas, karena tidak seluruh
pembeli mobil bekas langsung melakukan pendaftaran balik nama sehingga
transaksi mobil bekas susah dideteksi. Menurut Leovan Widjaja, General
Manager Mobil 88 yang sudah menangani bisnis ini 18 tahun lebih, sekitar
10 persen dari mobil baru yang terjual tahun lalu diperjual belikan
lagi tahun ini. Makin tua tahunnya, persentasi penjualan juga makin
tinggi. Berdasarkan perkiraan itu, jumlah mobil bekas yang terjual dalam
lima tahun terakhir, yaitu sejak 2004 sampai 2008 mencapai 1.025.400
unit (www.otomotif.kompas.com). Hal ini menunjukkan bahwa bisnis mobil
bekas cukup dinamis dan menjanjikan.
Namun
besarnya peluang bisnis mobil bekas di Indonesia tidak sejalan dengan
kondisi penjualan mobil bekas sekarang ini di kota Medan. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel I.1 Jumlah Bea Balik Nama Mobil bekas di Kota Medan
berikut ini
Tabel I.1. Jumlah Bea Balik Nama Mobil Bekas di Kota Medan Tahun
|
Jumlah Bea Balik Nama
(unit)
|
2007
|
16.631
|
2008
|
35.067
|
2009
|
30.842
|
Sumber: Laporan Tahunan Seksi BPKB SUBDIT MIN REGIENT
Ditlantas Polda Sumut
Pada
tahun 2009, pemerintah memberikan keringanan pada masyarakat yaitu,
mulai tanggal 1 September 2009 sampai 31 Desember 2009, sesuai dengan
diterbitkannya Peraturan Gubernur (Pergub) Sumut No 22 Tahun 2009
tentang Pemberian Pengurangan dan Pembebasan Pajak Kendaraan Bermotor
dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB dan BBNKB). Pada intinya,
Pergub ini mengatur ketentuan tentang pengurangan pokok pajak dan
penghapusan denda dan bunga pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik
nama kendaraan bermotor (BBNKB) serta pembebasan pokok BBNKB bagi
kendaraan bermotor yang mutasi dari luar Sumut (www.pemkomedan.go.id),
namun hal ini tidak mampu meningkatkan jumlah pembelian mobil bekas di
kota
Medan. Sejalan
dengan keluhan beberapa pengusaha mobil bekas di kota Medan. Aguan,
pemilik showroom Sumatera Mobil di jalan Nibung Raya Medan mengatakan
bahwasannya, penjualan mobil bekas di showroomnya pada bulan Februari
lalu mengalami penurunan 40 hingga 50 persen dibandingkan dengan bulan
Januari (www.waspada.co.id). Serta menurut Azuar Lau, seorang pemilik
ruang pamer mobil bekas, mengaku permintaan mobil bekas di kota Medan
turun sekitar 20% dibandingkan dengan periode sama tahun 2009 (www.bataviase.com).
Besarnya
peluang dan juga tantangan bagi para pemasar dalam persaingan untuk
merebut konsumen mobil bekas di kota Medan, membuat para pemasar harus
lebih cerdas dalam menyusun strateginya yaitu dengan mengetahui
pertimbangan-pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian. Sehingga
dapat membantu para pemasar untuk menentukan segmen pasar dan juga
strategi. Oleh karena itu, para pemasar dalam mencapai tujuannya
tersebut harus mengetahui terlebih dahulu apa yang diinginkan dan yang
dibutuhkan oleh konsumen. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara
mempelajari bagaimana motivasi, persepsi, pembelajaran, dan kepribadian
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian mobil bekas di Kota Medan.
Motivasi
konsumen merupakan suatu dorongan di dalam diri seseorang untuk
melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam konteks ini dapat dilihat
bagaimana motivasi seorang konsumen untuk lebih memilih melakukan
pembelian mobil bekas di bandingkan dengan melakukan pembelian mobil
baru, hal ini dikarenakan harga mobil bekas yang lebih murah, kondisi
mesin juga masih bagus, maupun sistem pembelian mobil bekas lebih
ringkas dan praktis di bandingkan dengan membeli mobil baru yang
terkadang harus melalui sistem menunggu (indent). Hal ini juga
sejalan dengan persepsi konsumen mengenai mobil bekas, bahwa membeli
mobil bekas tidak kalah gengsinya dengan membeli mobil baru, dikarenakan
mobil yang dijual bekas juga masih banyak yang dalam kondisi bagus dan
mobil keluaran baru
Selanjutnya
pembelajaran konsumen akan suatu produk terbentuk dari pengetahuan
maupun dari pengalaman sendiri atau orang lain yang telah menggunakan
suatu produk tertentu. Kebanyakan pembelajaran tentang suatu produk
adalah di sengaja yakni melalui pencarian informasi, baik dari media
massa atau dari orang lain, namun ada juga yang tidak di senganja,
misalnya melalui iklan atau artikel yang ada di majalah.. Dalam konteks
ini pembelajaran konsumen untuk melakukan pembelian mobil bekas banyak
berasal dari orang lain (teman dan keluarga) dan dari iklan yang dimuat
oleh produsen mobil bekas.
Sebelum
mengambil keputusan membeli suatu produk dalam hal ini pembelian mobil
bekas, konsumen terlebih dahulu akan melakukan pencarian informasi dari
berbagai sumber, baik dari segi faktor produk maupun faktor non-produk.
Faktor produk terdiri dari keiritan bahan bakar, resposivitas mesin,
tingkat kejarangan rusak, penampilan luar dan dalam serta kecepatan
maksimal. Sedangkan faktor non-produk meliputi reputasi merek, harga
suku cadang (spare-part), ketersediaan spare-part,
ketersediaan bengkel dan harga jual kembali. Konsumen bisa mendapatkan
informasi baik dari iklan, pengalaman sendiri maupun orang lain yang
telah menggunakan produk mobil tersebut. Maupun dengan melakukan test drive memberikan manfaat pada calon konsumen untuk mengenali karakter mobil bekas tersebut dan menciptakan pengalaman tersendiri.
Pengetahuan
konsumen diperlukan sebelum membeli mobil bekas, selain kondisi mobil,
kekurangan dan kelebihan mobil, harga pasaran, biaya perawatan, juga
kelengkapan surat-surat pendukung seperti STNK dan BPKB.
BAB III
PEMBAHASAN
Sedangkan
kepribadian konsumen merupakan ciri- ciri kejiwaan seseorang baik
pembawaan dari lahir maupun disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang
menentukan dan mencerminkan bagaimana memberi respon terhadap
lingkungannya. Kepribadian konsumen cenderung mempengaruhi dalam hal
membeli mobil bekas yaitu bagaimana konsumen memuaskan kebutuhan dan
keinginannya akan suatu kenderaan melalui tipe, corak maupun kualitas
yang ada pada mobil bekas. Akhirnya dengan melihat dan mempertimbangkan
keempat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk memilih
pembelian mobil bekas, maka pemasar akan lebih memahami kebutuhan dan
keinginan dari konsumen sehingga strategi yang diterapkan juga tentunya
akan lebih baik dan berhasil.
I.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Sejauhmana
pengaruh faktor-faktor internal yang terdiri dari: motivasi, persepsi,
pembelajaran, dan kepribadian terhadap keputusan konsumen membeli mobil
bekas di Kota Medan?
2. Sejauhmana pengaruh faktor pengalaman dan pengetahuan terhadap pembelajaran konsumeN
membeli mobil bekas di Kota Medan?
I.3. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor-faktor internal yang
terdiri dari: motivasi, persepsi, pembelajaran, dan kepribadian terhadap
keputusan konsumen membeli mobil bekas di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor pengalaman dan pengetahuan terhadap
pembelajaran konsumen membeli mobil bekas di Kota Medan.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai
sumber informasi bagi pihak pemasar produk mobil bekas untuk dapat
menentukan kebijakan dan pengembangan strategi pemasaran yang sesuai
dengan kebutuhan pasar, khususnya perilaku konsumen dalam membeli mobil
bekas di Kota Medan.
2. Sebagai penambah khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pasca
3. Sebagai penambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang pemasaran
khususnya perilaku konsumen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pembelian.
4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pemasaran di
`masa yang akan datang.
I.5. Kerangka Berpikir
Untuk
dapat memenangkan persaingan, maka tentunya pemasar haruslah memahami
kondisi pasar dan melakukan analisis yang tepat. Dalam menganalisis
kondisi pasar tersebut, pemasar perlu melakukan analisis perilaku
konsumen untuk mengidentifikasi bagaimana perilaku membeli konsumen dan
proses pembeliannya beserta faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan pembelian. Analisis perilaku konsumen ditujukan untuk
mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi dalam memilih,
membeli, menggunakan barang, jasa dan ide untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. Pemasar perlu mempelajari keinginan, persepsi,
preferensi, dan perilaku beli konsumen.
Mowen
(2002) menyatakan bahwa, “Motivasi adalah keadaan yang diaktivasi atau
digerakkan dimana seseorang mengarahkan perilaku berdasarkan tujuan”.
Dapat diartikan bahwa motivasi muncul karena adanya tujuan yang ingin
dicapai oleh seseorang.
Kotler
(2007) menyatakan bahwa,” Persepsi adalah proses yang digunakan
individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan
informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti”
Solomon (2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah “ a relatively permanent change in behavior that is caused by experience”. Dapat diartikan bahwa pembelajaran adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang diakibatkan oleh pengalaman.
Kotler (2007) menyatakan bahwa kepribadian adalah “Ciri bawaan psikologis manusia (human psychological traits) yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya”.
Kotler
(2007) menyatakan bahwa, “Keputusan pembelian merupakan tahap evaluasi,
para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada dalam
kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek
yang disukai”.
Schiffman
& Kanuk (2007) menyatakan bahwa, “Pembelajaran merupakan hasil
pengetahuan dan pengalaman masa lalu yang diperoleh”.
Setiadi
(2003) menyatakan bahwa, “Konsumen dapat belajar tentang produk atau
jasa melalui pengalaman penggunaan pribadi secara langsung. Pembelajaran
dicerminkan melalui perubahan pengetahuan akibatnya fokusnya adalah
pada
pengertian
akan proses mental yang menentukan orang mempelajari informasi (yaitu
bagaimana informasi diteruskan keingatan jangka panjang)”.
I.6. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor
internal yang terdiri dari: motivasi, persepsi, pembelajaran, dan
kepribadian berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil bekas di Kota
Medan.
2. Faktor pengalaman dan pengetahuan berpengaruh terhadap pembelajaran pembelian mobil bekas
di Kota Medan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
banyaknya produk yang mewakili harapan konsumen serta tanggapan penerimaan konsumen terhahadap produk Toyota itu
sendiri. Setidaknya di buktikan dengan angka penjualan yang rekatif
selalu bersaing dan memimpin di Indonesia. Artinya fungsi penawaran dan
permintaan dalam sistem perekonomian tercipta dengan saling memberikan
keuntungan berdasarkan factor budaya, social, psikologi dan pribadi
Saran
Berdasarkan pada analisis dan kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah:
Saran untuk Perusahaan
Pihak
perusahaan perlu memantau apa kendala bagi konsumen ketika memliki
sebuah kendaraan yang telah dibeli dari perusahaanya, sehingga konsumen
akan merasa lebih aman dan nyaman.Perusahaan Toyota lebih memperhatikan
sebuah komunitas yang mendasarkan atas Perusahaanya yang akan menjadi
daya tarik dalam suatu produk yang dijualkanya.
Saran Untuk Penelitian Mendatang
Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel selain
identitas, nilai, dan aktivitas yang termasuk dalam stratagi
komunitisasi pemasaran yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar