Rabu, 22 Januari 2014


Keputusan pembelian mobil Toyota


 BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Mobil merupakan suatu hal penting yang dianggap mampu membantu mempermudah hidup manusia. Sejak ditemukannya alat transportasi tersebut, gerak hidup manusia berubah menjadi lebih mudah dan dinamis. Semakin berkembangnya zaman semakin banyak pula pilihan mobil yang ditawarkan oleh produsen. Dengan banyaknya keluaran mobil terbaru ditambah dengan semakin gencarnya iklan tentang mobil-mobil terbaru, membuat sebagian konsumen tertarik dan terdorong untuk dapat menukar (menjual) mobilnya dan menggantinya dengan mobil keluaran terbaru, sehingga hal ini menciptakan mobil bekas yang masih layak pakai untuk kembali diperjualbelikan kepada konsumen lainnya.

BAB II
TINJAUAN PUSAKA

Selain dari banyaknya keluaran mobil terbaru, ada beberapa hal yang mendorong bisnis penjualan mobil bekas di Indonesia terus meningkat, yaitu harga mobil baru yang semakin tinggi. Selain itu salah satu faktor yang menentukan harga jual kendaraan baru adalah nilai tukar rupiah terhadap US Dollar atau Yen Jepang. Jika nilai tukar rupiah melemah, maka produsen mobil di Indonesia terpaksa menaikkan harga jual kendaraannya. Hal ini membuat harga mobil baru terus meningkat. Sehingga calon pembeli yang kemampuan daya belinya tidak terlalu kuat, dapat membeli mobil bekas merupakan salah satu pilihannya. Alasan lainnya, konsumen tidak ingin menunggu mobil baru yang terlalu lama. Pada beberapa tipe mobil yang laris di pasaran, masa tunggu kendaraan keluar dari showroom kadang terlalu lama. Sehingga banyak calon pembeli yang tidak sabar menunggu masa indent tersebut, akhirnya lebih memilih mencari alternatif lain dengan membeli mobil bekas yang bisa langsung dipakai. Hal ini berlaku ketika kapasitas produksi atau kuota impor suatu model tidak lagi sesuai dengan banyaknya permintaan pasar. Contohnya pada Mobil Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Nissan Grand Livina, Honda Jazz, dan lain-lain.
Meski tidak ada data yang pasti jumlah mobil bekas, karena tidak seluruh pembeli mobil bekas langsung melakukan pendaftaran balik nama sehingga transaksi mobil bekas susah dideteksi. Menurut Leovan Widjaja, General Manager Mobil 88 yang sudah menangani bisnis ini 18 tahun lebih, sekitar 10 persen dari mobil baru yang terjual tahun lalu diperjual belikan lagi tahun ini. Makin tua tahunnya, persentasi penjualan juga makin tinggi. Berdasarkan perkiraan itu, jumlah mobil bekas yang terjual dalam lima tahun terakhir, yaitu sejak 2004 sampai 2008 mencapai 1.025.400 unit (www.otomotif.kompas.com). Hal ini menunjukkan bahwa bisnis mobil bekas cukup dinamis dan menjanjikan.
Namun besarnya peluang bisnis mobil bekas di Indonesia tidak sejalan dengan kondisi penjualan mobil bekas sekarang ini di kota Medan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel I.1 Jumlah Bea Balik Nama Mobil bekas di Kota Medan berikut ini

Tabel I.1. Jumlah Bea Balik Nama Mobil Bekas di Kota Medan Tahun
Jumlah Bea Balik Nama
(unit)
2007
16.631
2008
35.067
2009
30.842
Sumber: Laporan Tahunan Seksi BPKB SUBDIT MIN REGIENT
Ditlantas Polda Sumut 
Pada tahun 2009, pemerintah memberikan keringanan pada masyarakat yaitu, mulai tanggal 1 September 2009 sampai 31 Desember 2009, sesuai dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur (Pergub) Sumut No 22 Tahun 2009 tentang Pemberian Pengurangan dan Pembebasan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB dan BBNKB). Pada intinya, Pergub ini mengatur ketentuan tentang pengurangan pokok pajak dan penghapusan denda dan bunga pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) serta pembebasan pokok BBNKB bagi kendaraan bermotor yang mutasi dari luar Sumut (www.pemkomedan.go.id), namun hal ini tidak mampu meningkatkan jumlah pembelian mobil bekas di kota Medan.                                                                                                                                   Sejalan dengan keluhan beberapa pengusaha mobil bekas di kota Medan. Aguan, pemilik showroom Sumatera Mobil di jalan Nibung Raya Medan mengatakan bahwasannya, penjualan mobil bekas di showroomnya pada bulan Februari lalu mengalami penurunan 40 hingga 50 persen dibandingkan dengan bulan Januari (www.waspada.co.id). Serta menurut Azuar Lau, seorang pemilik ruang pamer mobil bekas, mengaku permintaan mobil bekas di kota Medan turun sekitar 20% dibandingkan dengan periode sama tahun 2009 (www.bataviase.com).
Besarnya peluang dan juga tantangan bagi para pemasar dalam persaingan untuk merebut konsumen mobil bekas di kota Medan, membuat para pemasar harus lebih cerdas dalam menyusun strateginya yaitu dengan mengetahui pertimbangan-pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian. Sehingga dapat membantu para pemasar untuk menentukan segmen pasar dan juga strategi. Oleh karena itu, para pemasar dalam mencapai tujuannya tersebut harus mengetahui terlebih dahulu apa yang diinginkan dan yang dibutuhkan oleh konsumen. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari bagaimana motivasi, persepsi, pembelajaran, dan kepribadian konsumen dalam melakukan keputusan pembelian mobil bekas di Kota Medan.
Motivasi konsumen merupakan suatu dorongan di dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam konteks ini dapat dilihat bagaimana motivasi seorang konsumen untuk lebih memilih melakukan pembelian mobil bekas di bandingkan dengan melakukan pembelian mobil baru, hal ini dikarenakan harga mobil bekas yang lebih murah, kondisi mesin juga masih bagus, maupun sistem pembelian mobil bekas lebih ringkas dan praktis di bandingkan dengan membeli mobil baru yang terkadang harus melalui sistem menunggu (indent). Hal ini juga sejalan dengan persepsi konsumen mengenai mobil bekas, bahwa membeli mobil bekas tidak kalah gengsinya dengan membeli mobil baru, dikarenakan mobil yang dijual bekas juga masih banyak yang dalam kondisi bagus dan mobil keluaran baru
Selanjutnya pembelajaran konsumen akan suatu produk terbentuk dari pengetahuan maupun dari pengalaman sendiri atau orang lain yang telah menggunakan suatu produk tertentu. Kebanyakan pembelajaran tentang suatu produk adalah di sengaja yakni melalui pencarian informasi, baik dari media massa atau dari orang lain, namun ada juga yang tidak di senganja, misalnya melalui iklan atau artikel yang ada di majalah.. Dalam konteks ini pembelajaran konsumen untuk melakukan pembelian mobil bekas banyak berasal dari orang lain (teman dan keluarga) dan dari iklan yang dimuat oleh produsen mobil bekas.
Sebelum mengambil keputusan membeli suatu produk dalam hal ini pembelian mobil bekas, konsumen terlebih dahulu akan melakukan pencarian informasi dari berbagai sumber, baik dari segi faktor produk maupun faktor non-produk. Faktor produk terdiri dari keiritan bahan bakar, resposivitas mesin, tingkat kejarangan rusak, penampilan luar dan dalam serta kecepatan maksimal. Sedangkan faktor non-produk meliputi reputasi merek, harga suku cadang (spare-part), ketersediaan spare-part, ketersediaan bengkel dan harga jual kembali. Konsumen bisa mendapatkan informasi baik dari iklan, pengalaman sendiri maupun orang lain yang telah menggunakan produk mobil tersebut. Maupun dengan melakukan test drive memberikan manfaat pada calon konsumen untuk mengenali karakter mobil bekas tersebut dan menciptakan pengalaman tersendiri.
Pengetahuan konsumen diperlukan sebelum membeli mobil bekas, selain kondisi mobil, kekurangan dan kelebihan mobil, harga pasaran, biaya perawatan, juga kelengkapan surat-surat pendukung seperti STNK dan BPKB.


BAB III
PEMBAHASAN

Sedangkan kepribadian konsumen merupakan ciri- ciri kejiwaan seseorang baik pembawaan dari lahir maupun disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang menentukan dan mencerminkan bagaimana memberi respon terhadap lingkungannya. Kepribadian konsumen cenderung mempengaruhi dalam hal membeli mobil bekas yaitu bagaimana konsumen memuaskan kebutuhan dan keinginannya akan suatu kenderaan melalui tipe, corak maupun kualitas yang ada pada mobil bekas. Akhirnya dengan melihat dan mempertimbangkan keempat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk memilih pembelian mobil bekas, maka pemasar akan lebih memahami kebutuhan dan keinginan dari konsumen sehingga strategi yang diterapkan juga tentunya akan lebih baik dan berhasil.
I.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Sejauhmana pengaruh faktor-faktor internal yang terdiri dari: motivasi, persepsi, pembelajaran, dan kepribadian terhadap keputusan konsumen membeli mobil bekas di Kota Medan?
2.    Sejauhmana pengaruh faktor pengalaman dan pengetahuan terhadap pembelajaran konsumeN
       membeli mobil bekas di Kota Medan?



I.3. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor-faktor internal yang terdiri dari: motivasi, persepsi, pembelajaran, dan kepribadian terhadap keputusan konsumen membeli mobil bekas di Kota Medan.
2.   Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor pengalaman dan pengetahuan terhadap
      pembelajaran konsumen membeli mobil bekas di Kota Medan.

I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.      Sebagai sumber informasi bagi pihak pemasar produk mobil bekas untuk dapat menentukan kebijakan dan pengembangan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan pasar, khususnya perilaku konsumen dalam membeli mobil bekas di Kota Medan.
2.   Sebagai penambah khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pasca
      Sarjana Universitas Sumatera Utara.

3.   Sebagai penambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang pemasaran
      khususnya perilaku konsumen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pembelian.

4.   Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pemasaran di
      `masa yang akan datang.

I.5. Kerangka Berpikir
Untuk dapat memenangkan persaingan, maka tentunya pemasar haruslah memahami kondisi pasar dan melakukan analisis yang tepat. Dalam menganalisis kondisi pasar tersebut, pemasar perlu melakukan analisis perilaku konsumen untuk mengidentifikasi bagaimana perilaku membeli konsumen dan proses pembeliannya beserta faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian. Analisis perilaku konsumen ditujukan untuk mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi dalam memilih, membeli, menggunakan barang, jasa dan ide untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Pemasar perlu mempelajari keinginan, persepsi, preferensi, dan perilaku beli konsumen.

Mowen (2002) menyatakan bahwa, “Motivasi adalah keadaan yang diaktivasi atau digerakkan dimana seseorang mengarahkan perilaku berdasarkan tujuan”. Dapat diartikan bahwa motivasi muncul karena adanya tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang.
Kotler (2007) menyatakan bahwa,” Persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti”
Solomon (2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah “ a relatively permanent change in behavior that is caused by experience”. Dapat diartikan bahwa pembelajaran adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang diakibatkan oleh pengalaman.

Kotler (2007) menyatakan bahwa kepribadian adalah “Ciri bawaan psikologis manusia (human psychological traits) yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya”.
Kotler (2007) menyatakan bahwa, “Keputusan pembelian merupakan tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang disukai”.

Schiffman & Kanuk (2007) menyatakan bahwa, “Pembelajaran merupakan hasil pengetahuan dan pengalaman masa lalu yang diperoleh”.
Setiadi (2003) menyatakan bahwa, “Konsumen dapat belajar tentang produk atau jasa melalui pengalaman penggunaan pribadi secara langsung. Pembelajaran dicerminkan melalui perubahan pengetahuan akibatnya fokusnya adalah pada

pengertian akan proses mental yang menentukan orang mempelajari informasi (yaitu bagaimana informasi diteruskan keingatan jangka panjang)”.


I.6. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Faktor-faktor internal yang terdiri dari: motivasi, persepsi, pembelajaran, dan kepribadian berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil bekas di Kota Medan.
2.   Faktor pengalaman dan pengetahuan berpengaruh terhadap pembelajaran pembelian mobil bekas
      di Kota Medan.


BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
banyaknya produk yang mewakili harapan konsumen serta tanggapan penerimaan konsumen terhahadap produk Toyota itu sendiri. Setidaknya di buktikan dengan angka penjualan yang rekatif selalu bersaing dan memimpin di Indonesia. Artinya fungsi penawaran dan permintaan dalam sistem perekonomian tercipta dengan saling memberikan keuntungan berdasarkan factor budaya, social, psikologi dan pribadi

Saran
Berdasarkan pada analisis dan kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah:

Saran untuk Perusahaan
Pihak perusahaan perlu memantau apa kendala bagi konsumen ketika memliki sebuah kendaraan yang telah dibeli dari perusahaanya, sehingga konsumen akan merasa lebih aman dan nyaman.Perusahaan Toyota lebih memperhatikan sebuah komunitas yang mendasarkan atas Perusahaanya yang akan menjadi daya tarik dalam suatu produk yang dijualkanya.

Saran Untuk Penelitian Mendatang
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel selain identitas, nilai, dan aktivitas yang termasuk dalam stratagi komunitisasi pemasaran yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
MENGAPA PRODUSEN PERLU MENGAMATI PERILAKU KONSUMEN

  


DISUSUN OLEH:

FAJAR MAULANA
12211636
3EA04





FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena  dengan limpahan rahmat dan hidayahNya akhirnya  tugas ini dapat saya selesaikan.  Tugas ini membahas “ MENGAPA PRODUSEN PERLU MENGAMATI PERILAKU KONSUMEN “.   Dalam tugas ini akan dibahas pentingnya produsen melihat perilaku konsumen untuk meluncurkan produknya ke pasar demi tujuan dan kesuksesan yang akan dicapai.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penyusunan tugas paper ini tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.  Akhir kata semoga tugas  ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.


Jakarta, 20 Januari 2014




                                                                                Penyusun







BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui di zaman yang sudah modern ini banyak produsen yang bersaing untuk menarik perhatian konsumen agar produknya tetap diminati oleh para konsumen baik didalam maupun di luar negeri. Saat ini banyak produsen yang tidak paham akan bagaimana cara menghadapi para pesaing di pasaran. Sehingga membuat gulung tikar usaha itu sendiri.
Hal inilah yang mendasari “Mengapa Produsen Perlu Mengamati Perilaku Konsumen”. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang produsen dan konsumen,ciri-ciri konsumen, perilaku konsumen, dll.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.      Bagaimana cara produsen mengamati konsumen
2.      Konsumen yang seperti apa yang di harapkan produsen
3.      Faktor-faktor apa saja yang membuat konsumen membeli suatu produk

1.3  Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui cara apa saja yang dilakukan produsen untuk mengamati     konsumen
2.      Produsen dapat mengetahui bagaimana sifat konsumen untuk menentukan suatu  pilihan
3.      Produsen dapat mengetahui produk apa saja yang diminati oleh konsumen dipasaran




1.4  Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
a.     Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat menerapkan teori tersebut dikehidupan yang nyata.
b.     Bagi Produsen
Untuk membantu produsen agar produsen mengetahui teknik bagaimana cara menarik perhatian konsumen,dan produsen dapat mengevaluasi kekurangan dari produk yang di produksi agar diminati di pasaran dan tidak kalah saing dengan produk lain.















BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Konsumen
          Pengertian Konsumen adalah setiap orang memakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,baik bagi kepentingan diri sendiri ,keluarga,oranglain,maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

2.2 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau  kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user. Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.




2.3 Pengertian Produsen
          Produsen dalam ekonomi adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan. Orang yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebetuhan adalah konsumen. 

Bentuk atau wujud dari produsen :
-           Orang perorangan, yakni setiap individu yang melakukan kegiatan usahanya secara seorang diri.
-           Badan usaha, yakni kumpulan individu yang secara bersama-sama melakukan kegiatan usaha. Badan usaha selanjutnya dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yakni:
-           Badan hukum. Menurut hukum, badan usaha yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori badan hukum adalah yayasan, perseroan terbatas dan koperasi.
-           Bukan badan hukum. Jenis badan usaha selain ketiga bentuk badan usaha diatas dapat dikategorikan sebagai badan usahan bukan badan hukum, seperti firma, atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha secara insidentil. 

2.4 Pengertian Produksi
          Pengertian Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda agar menciptakan produk baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.

2.5 Ciri-Ciri Konsumen
 1. Personal Consumer
Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk  penggunanya sendiri
2. Organizational Consumer
Konsumen ini membeli atau menggunakan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
·         Production Concept
            Konsumen lebih tertarik dengan produk yang harganya lebih murah
·         Product Concept
            Konsumen akan membeli produk yang memiliki kualitas tinggi
·         Selling Concept
Marketer bertujuan untuk menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi
·         Marketing Concept
            Perusahaan memproduksi produk yang diinginkan konsumen
·         Market Segmentation
            Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen
·         Market Targeting  
Memilih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan
·         Posisioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalam pikiran konsumen.
Menyediakan Nilai pelanggan didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan yang dirasakan sumber-sumber (ekonomi fungsional dan sikologi) digunakan untuk menghasilkan keuntungan-keuntungan tersebut.Keuntungan yang telah dirasakan berupa relative dan subjektif.
Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari perfoma produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.
Mempertahankan Konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain,hamper dalam semua pelanggan baru dibandingkan yang sudah ada.

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah :
Menurut James F. Engel - Roger D. Blackwell - Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

Menurut Kotler dan Armstrong (1996) terdapat dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
-          Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan perilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.
-          Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu.

2.7  Mengapa Produsen Perlu Mengamati Perilaku Konsumen
Produsen mempelajari perilaku konsumen tidak lain untuk mengetahui produk apa yang sedang dibutuhkan konsumen, yang tidak disukai konsumen serta menentukan harga produksi yang sesuai dengan kemampuan daya beli konsumen. Produsen dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen pada situasi dan keadaan yang ada. Sehingga produsen dapat memprediksikan berapa banyak barang yang akan diproduksi sesuai dengan keadaan pasar agar produsen tidak mengalami kerugian.
Dengan itu produsen dapat menyusun strategi pemasarannya dengan lebih baik lagi  dan mampu bersaing dengan lawan-lawannya. Konsumen juga yang menguasai produsen dalam hal mengeluarkan produk apa yang akan diproduksi dan dipasarkan.
Manfaat perilaku konsumen bagi produsen :
·         Mampu membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan
·         Memahami konsumen dalam berprilaku, bertindak dan berfikir, agar produsen mampu memasarkan produknya dengan baik.
Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan, sehingga produsen dapat merancang strategi pemasaran dengan baik.


2.8 HUBUNGAN ANATARA PERILAKU KONSUMEN DAN KEPUTUSAN       PEMBELIAN
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.     Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.[1]
2.     Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.     Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.     Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktuyang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.     Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan.Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

















BAB III
Penutup

KESIMPULAN
Mengamati perilaku konsumen sangatlah penting bagi produsen, karena dengan mengamati perilaku konsumen produsen dapat mengetahui keinginan barang dan jasa yang diinginkan oleh kosumen pada saat ini. Saat kita memahami perilaku konsumen, kita bisa melihat perbedaan-perbedaan produk yang ditawarkan berbagai produsen dengan jenis benda yang sama, misalkan produsen A memberikan warna yang berbeda dari produsen lain, sedangkan produsen B memberikan motif yang membedakan dengan produsen lain, begitu juga dengan Produsen C dan seterusnya yang akan memberikan sesuatu nilai lebih agar konsumen merasa puas dengan berbagai macam keuunggulan yang ditawarkan oleh para produsen tersebut. Konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.
Perlu dikatehui bahwa, sebuah perusahaan perlu memperhatikan dimana posisi yang akan ditempati pada saat melakukan persaingan agar tidak menjadi perusahaan yang asal ikut bersaing namun tidak memliki kompetensi yang cukup dengan perusahaan yang lain. Produsen memiliki ketergantungan terhadap prilaku konsumen yang mempengaruhi efektifitas penjualan. Proses pengamatan produsen terhadap prilaku konsumen akan memberikan hasil yang menentukan strategi pemasaran. Inilah alasan mengapa produsen perlu mengamati prilaku produsen.






DAFTAR PUSTAKA